, ,

Harga Cengkih di Kotamobagu Turun Sudah Sepekan, Jadi Segini Per Kilogram

oleh -26 Dilihat

Petani Resah, Harga Cengkih di Kotamobagu Turun dalam Sepekan: Sekarang Cuma Segini per Kilo

Kotamobagu Kabar kurang menyenangkan datang bagi para petani cengkih di wilayah Kota Kotamobagu, Sulawesi Utara. Harga komoditas andalan ini mengalami penurunan cukup signifikan selama sepekan terakhir, membuat banyak petani mulai resah karena pendapatan mereka ikut tergerus.

Berdasarkan pantauan di sejumlah titik pengumpulan hasil panen, termasuk di pasar tradisional dan pengepul lokal, harga cengkih saat ini berada di kisaran Rp100.000 hingga Rp105.000 per kilogram. Angka tersebut mengalami penurunan dari harga sebelumnya yang masih bertahan di angka Rp115.000 hingga Rp120.000 per kilogram.

“Sudah seminggu ini harganya terus turun. Padahal kami baru saja panen,” keluh Harun, salah satu petani asal Kecamatan Kotamobagu Timur, saat ditemui di lokasi penimbangan.

Petani Mengeluh, Biaya Produksi Tak Seimbang dengan Harga Jual

Penurunan harga ini membuat banyak petani cengkih merasa khawatir. Selain hasil panen yang tidak selalu maksimal karena faktor cuaca dan serangan hama, mereka kini juga harus menghadapi rendahnya harga jual. Banyak di antara mereka yang menilai bahwa harga saat ini tidak sebanding dengan biaya produksi dan tenaga yang dikeluarkan.

“Dari biaya perawatan pohon sampai panen, itu makan waktu dan tenaga. Kalau harga segini terus, kami bisa rugi,” ungkap Deni, petani lainnya dari Kecamatan Kotamobagu Utara.

Beberapa petani bahkan memilih menunda penjualan hasil panennya dengan harapan harga akan kembali naik dalam waktu dekat. Namun langkah ini pun berisiko, karena cengkih yang disimpan terlalu lama bisa kehilangan kualitas dan bobotnya.

Cengkih
Cengkih

Baca juga: Pemprov Sulut Lakukan Operasi Pasar Gerakan Pangan Murah, Jual Gula, Telur, Beras dan Minyak Goreng

Faktor Penurunan Harga: Pasar Ekspor dan Stok Melimpah

Menurut informasi dari para pedagang besar dan pengepul, turunnya harga cengkih di tingkat petani disebabkan oleh melemahnya permintaan pasar ekspor, khususnya dari industri rokok kretek di Pulau Jawa yang menjadi konsumen utama cengkih. Selain itu, melimpahnya stok hasil panen dari beberapa daerah penghasil cengkih lainnya, seperti Minahasa dan Talaud, juga turut memengaruhi harga jual di pasaran.

“Banyak barang masuk, sementara permintaan turun. Jadi harga di pengepul juga ikut turun,” ujar seorang pengepul di Pasar Serasi Kotamobagu.

Pemerintah Diminta Turun Tangan

Situasi ini mendorong sejumlah petani dan tokoh masyarakat meminta agar Pemkot Kotamobagu maupun Pemerintah Provinsi Sulawesi Utara segera turun tangan, setidaknya dengan melakukan intervensi pasar atau mendorong kebijakan perlindungan harga komoditas.

“Petani butuh kepastian harga. Kalau tidak ada langkah nyata, banyak yang bisa kapok tanam cengkih,” ucap Kepala Kelompok Tani di Kelurahan Motoboi Besar.

Harapan Petani: Harga Stabil dan Akses Pasar Lebih Luas

Bagi petani, cengkih bukan sekadar hasil panen, tapi sumber penghidupan. Mereka berharap ada langkah konkret dari pemerintah dan pihak terkait untuk mencarikan solusi jangka pendek dan panjang, mulai dari pembinaan tata niaga, pencarian pasar alternatif, hingga program hilirisasi yang memberi nilai tambah di tingkat lokal.

Shoppe Mall

No More Posts Available.

No more pages to load.